Renungan Kristen Sehari-hari
Kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki"
(Matius 26 : 39)
Teringat masa kecil saya di Indramayu, di mana kalau hujan besar turun sekian jam tanpa berhenti, dapat dipastikan rumah kami kebanjiran. Setelah itu pasti banyak ikan yang masuk ke dalam rumah, sehingga teman-teman tetangga senang bermain air di rumah untuk menjaring ikan memakai kaos bekas, kaleng bekas susu dan ember untuk tempat ikan yang tertangkap.
Saya paling kesal kalau banjir datang hari Minggu karena walaupun banjir, kami harus pergi naik becak ke Sekolah Minggu dan itu sudah harga mati dari almarhum ayah saya; tidak ada tawar-menawar, sudah suatu keharusan. Dan anehnya guru-guru Sekolah Minggu juga rajin sehingga mereka tetap datang mengajar walaupun terkadang gereja kebanjiran juga. Kakak-kakak saya tidak ada yang pernah membantah tapi saya memang nakal waktu kecil sehingga terkadang harus mengomel karena tidak bisa bermain air atau menangkap ikan dengan teman-teman.
Tapi ketaatan pada almarhum ayah baru disadari apa yang dimaksudkannya setelah saya besar. Apa jadinya kalau dulu saya tidak rajin Sekolah Minggu; apa jadinya kalau iman percaya saya tidak bertumbuh sejak dari usia dini? Rasanya akan sulit menghadapi beratnya situasi dan kondisi kota besar pada jaman sekarang, tidak tahu harus ke mana pada saat menghadapi masalah yang berat; tidak tahu harus bergantung kepada siapa ketika kita ada dalam situasi yang sulit.
Rasa syukur yang melimpah bisa memenuhi hati ini ketika mengingat Yesus berkata kepada Bapa :"Ya Bapaku jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki". Karena bagaimana jadinya kita, manusia yang berdosa ini, kalau Yesus tidak taat kepada Bapa-Nya? Tidak akan mungkin dosa- dosa kita dihapuskan karena Yesus tidak pernah berkorban di atas kayu salib.
Dan ketaatan Kristus adalah teladan bagi kita sebagai orang-tua Kristen untuk mengajarkan kepada anak-anak sejak usia dini bahkan selagi mereka dalam kandungan untuk mengenal siapa Tuhan yang mereka sembah. Sekarang saya baru merasakan betapa bangganya saya kepada guru-guru Sekolah Minggu yang dulu kelewat rajin itu karena berkat merekalah, saya mengenal Yesus secara dekat. Dan saya juga bangga terhadap guru-guru Sekolah Minggu anak saya yang benar-benar tanpa pamrih melakukan yang terbaik pada anak-anak untuk memperkenalkan Tuhan Yesus yang penuh ketaatan kepada Bapa-Nya.
Ketaatan
Kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki"
(Matius 26 : 39)
Teringat masa kecil saya di Indramayu, di mana kalau hujan besar turun sekian jam tanpa berhenti, dapat dipastikan rumah kami kebanjiran. Setelah itu pasti banyak ikan yang masuk ke dalam rumah, sehingga teman-teman tetangga senang bermain air di rumah untuk menjaring ikan memakai kaos bekas, kaleng bekas susu dan ember untuk tempat ikan yang tertangkap.
Saya paling kesal kalau banjir datang hari Minggu karena walaupun banjir, kami harus pergi naik becak ke Sekolah Minggu dan itu sudah harga mati dari almarhum ayah saya; tidak ada tawar-menawar, sudah suatu keharusan. Dan anehnya guru-guru Sekolah Minggu juga rajin sehingga mereka tetap datang mengajar walaupun terkadang gereja kebanjiran juga. Kakak-kakak saya tidak ada yang pernah membantah tapi saya memang nakal waktu kecil sehingga terkadang harus mengomel karena tidak bisa bermain air atau menangkap ikan dengan teman-teman.
Tapi ketaatan pada almarhum ayah baru disadari apa yang dimaksudkannya setelah saya besar. Apa jadinya kalau dulu saya tidak rajin Sekolah Minggu; apa jadinya kalau iman percaya saya tidak bertumbuh sejak dari usia dini? Rasanya akan sulit menghadapi beratnya situasi dan kondisi kota besar pada jaman sekarang, tidak tahu harus ke mana pada saat menghadapi masalah yang berat; tidak tahu harus bergantung kepada siapa ketika kita ada dalam situasi yang sulit.
Rasa syukur yang melimpah bisa memenuhi hati ini ketika mengingat Yesus berkata kepada Bapa :"Ya Bapaku jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki". Karena bagaimana jadinya kita, manusia yang berdosa ini, kalau Yesus tidak taat kepada Bapa-Nya? Tidak akan mungkin dosa- dosa kita dihapuskan karena Yesus tidak pernah berkorban di atas kayu salib.
Dan ketaatan Kristus adalah teladan bagi kita sebagai orang-tua Kristen untuk mengajarkan kepada anak-anak sejak usia dini bahkan selagi mereka dalam kandungan untuk mengenal siapa Tuhan yang mereka sembah. Sekarang saya baru merasakan betapa bangganya saya kepada guru-guru Sekolah Minggu yang dulu kelewat rajin itu karena berkat merekalah, saya mengenal Yesus secara dekat. Dan saya juga bangga terhadap guru-guru Sekolah Minggu anak saya yang benar-benar tanpa pamrih melakukan yang terbaik pada anak-anak untuk memperkenalkan Tuhan Yesus yang penuh ketaatan kepada Bapa-Nya.
0 Responses
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)