Bapa mengasihimu, bukan karena siapa dirimu
Renungan Kristen Sehari-hari


Bapa mengasihimu, bukan karena siapa dirimu
2 Tes 3:16

Dalam dunia yang tidak berpengharapan ini, damai begitu sulit ditemukan. Kasih yang sejati seakan-akan hanya ada di dalam mimpi. Membuat banyak dari kita memilih bersikap skeptis terhadap segala sesuatu. Menerima sesuatu selalu dengan keragu-raguan. Bahkan kebaikan Tuhan pun kita menganggapnya hal yang biasa. Sungguh sedih dan menyakitkan, melihat penderitaan ada di mana-mana. "Mengapa Tuhan ijinkan semuanya ini terjadi?, kita bertanya dengan emosi yang tertahan. "Bukankah Tuhan mengasihi mereka? Yah, kedamaian. Kedamaian yang sanggup mengatasi segala beban hidup. Memberikan ketenangan dan membasahi hati yang kering dan tandus. Banyak orang bertanya dimanakah damai itu? Dimanakan kasih itu?

Sangat disayangkan, kita melangkah jauh keluar jalur. Manusia yang haus akan kedamaian dan kasih justru mencari dan meraba dalam alam fatamorgana. Tertipu dan ditipu. Mengapa ada begitu banyak anak manusia terjerat penggunaan obat-obat terlarang? Mereka mencari dan membutuhkan kedamaian dan kasih. Mengapa banyak anak manusia terlibat penyimpangan seksual dan berlaku seperti binatang? Mereka mencari dan membutuhkan kedamaian dan kasih. Slogan-slogan yang berkembang saat ini justru membawa kita ke arah pemberontakan terang-terangan kepada Tuhan. Atheisme tampaknya suatu jalan keluar untuk menjawab semua pertanyaan ini.

Mengapa? Mengapa? Kita bertanya-tanya atas semua ketidakadilan yang terjadi dalam kehidupan kita. Ketidakadilan melahirkan kekecewaan yang mendalam dalam hati kita. Namun, kita menyimpannya rapat-rapat dalam hati kita. Tidak ada seorangpun yang tahu. Secara lahiriah kita beribadah namun sebenarnya kita sedang menyangkal kekuatan kita. Kita menjadi seorang aktor yang berperan bahwa ia bisa mengatasi beban hidup ini seorang diri di atas panggung dunia yang semakin rusak, yang sebentar lagi akan runtuh dengan sedikit goncangan kecil dari Tangan yang maha kuat.

Kita menyangkal dan menyangkal. Tidak mungkin Tuhan peduli dengan dunia ini. Terlalu banyak penderitaan. Namun, semuanya ini hanyalah menimbulkan suatu pertanyaan baru buat diri kita masing-masing. Bukankan engkau mencari dan membutuhkan damai dan kasih yang sejati itu juga?

Yoh 4:13-42,13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." 15 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." 16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." 17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, 18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." 25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." 26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau." 42 dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."

Yoh 4:1-42 adalah suatu kisah yang benar-benar luar biasa. Satu orang bertobat kemudian diikuti satu desa bertobat. Dalam ayat ini, Yesus bertemu dengan seorang perermpuan Samaria. Yesus meminta air kepada perempuan itu. Namun perempuan ini dalam ketidakpercayaan justru melontarkan pertanyaan yang akhirnya menjadi suatu percakapan yang panjang dan mengubahkan kehidupan perempuan ini.
Yesus berkata kepadanya,"Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Tahukah engkau, bahwa Tuhan menawarkannya kepada seorang perempuan yang berdosa? Hidup dalam kepalsuan dan ketakutan? Perempuan ini hidup bersama dengan seorang pria dan sebelumnya pernah memiliki lima suami. Yah…, Dia mencari dan membutuhkan kedamaian dan kasih yang sejati itu.

Dalam pertemuannya dengan seorang perempuan Samaria, Yesus dengan ketenangan dan kasih-Nya itu menjangkau dan menjamah hati perempuan itu. Dia tahu bahwa banyak orang telah salah mengambil jalan dalam pencariannya akan damai dan kasih itu. Dan Dia berkata,"Mintalah kepada-Ku". Dalam pertemuan inilah, Dia juga untuk pertama kalinya menyatakan bahwa Ia adalah Mesias. (Yoh 4:25-26).

Semua kita adalah orang-orang yang mencari dan membutuhkan damai dan kasih. Yesuslah damai dan kasih yang sejati. Dialah Air yang mengalir dan membasahi setiap hati yang kering dan tandus. Air yang mengalir dengan deras mengikis setiap batu-batu dalam hati kita yang telah menghalangi bertumbuhnya benih-benih yang Ia telah tanam.
Saudaraku yang terkasih, Yesuslah sumber kedamaian dan kasih. Tiada yang lain. Dia tidak akan pernah mengecewakanmu. Tidakkah engkau telah membaca kisah-Nya dengan perempuan Samaria itu? Dia tahu kehidupan dan isi hati perempuan itu. Begitu pula Dia tahu kehidupan dan isi hati kita.

Tuhan mengasihi kita karena Dia mengasihi kita. Tidak ada kalimat tambahan. Apapun yang terjadi di tengah-tengah dunia ini, Dia tetap seorang pribadi yang penuh kasih. Kita sudah terlampau sering salah mengerti akan pribadi-Nya. Kita terlampau sering menyalahkan Dia, seorang Bapa yang rindu untuk mendekap anak-anak-Nya. Semuanya ini disebabkan karena kita tidak mengerti dan mengenal Dia lebih dalam. Kita hanya mengenal Dia sebatas pikiran dan fakta-fakta. Sudahkah kita ingin mengenal Dia dengan hati yang rindu sama seperti rusa yang merindukan air? Hati-Nya sangat rindu agar Ia dapat bersama-sama dengan kita, dimana tidak ada lagi penderitaan dan ratap tangis. Namun, Dia harus menunggu sampai saatnya tepat dan benar-benar indah untuk mewujudkan semuanya itu.

Yesus itu baik. Yesus itu adil. Dia adalah Tuhan yang memilih memikul dosa pemberontakan kita, agar kita bisa mengalami kebebasan, kedamaian dan kasih yang sejati. Dialah jawaban atas semua pencarian yang kita lakukan dalam hidup ini. Dialah yang membebaskan kita dari belenggu kepalsuan dan kekecewaan yang mengikat kita selama bertahun-tahun.
Datanglah kepada-Nya. Dalam tahun-tahun yang telah terbuang dengan percuma itu, dalam usaha pencarian akan damai dan kasih itu, dalam kompromi dan dosa yang seakan-akan tiada habisnya, senantiasa terdengar suara lembut yang memanggil,"Pulanglah. Pulanglah." Selalu ada dua sisi yang akan memenuhi pikiran dan hatimu. Satu sisi engkau akan berkata bahwa engkau tidak layak dan di sisi yang lain engkau justru menyalahkan Tuhan. Harga diri dan anugerah bertarung mati-matian untuk menang. Lepaskan harga dirimu itu, agar Anugerah masuk merasuki hatimu.

Air yang menyegarkan dahagamu akan mulai mengalir dengan deras. Bagaikan mimpi, engkau jatuh ke dalam pelukan-Nya, merasakan kedamaian dan kasih itu. Hari ini, adalah hari di mana engkau harus memutuskan untuk pulang. Bukan besok namun saat ini, detik ini juga. Bapa mengasihimu karena Dia mengasihimu. Bukan karena siapa dirimu. Ketahuilah, engkau selalu bisa pulang dan minum air dari-Nya. "Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian." 2 Tes 3:16

Bapa mengasihimu, bukan karena siapa dirimu. Tetapi karena Dia mengasihimu.
0 Responses