Ketaatan & Hati Yang Murni Adalah Kunci Hidup Berkenan Kepada Tuhan
Renungan Kristen Sehari-hari

Ketaatan & Hati Yang Murni Adalah Kunci Hidup Berkenan Kepada Tuhan


Ada banyak orang yang semula telah memulai dengan baik, tetapi pada garis akhir hidupnya malah berakhir dengan tragis. Seperti dikatakan dalam Gal.3:3 : “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” Fenomena inilah yang terjadi juga dalam kehidupan banyak orang Kristen zaman terakhir, dan fenomena ini yang terjadi dalam kehidupan Saul, raja Israel pertama. Sekalipun Saul sudah dipilih Tuhan, sudah diurapi Roh Kudus, sudah dipakai Tuhan tetapi tidak berarti Saul bebas dari kemungkinan jatuh di dalam dosa. Dan Tuhan ingatkan bahwa memang banyak yang dipakai Tuhan tetapi tidak berati semuanya layak di hadapan Tuhan dan berkenan kepada Tuhan. Karena itu dalam Mat.7:20 Tuhan Yesus mengatakan:  “Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Lalu d ayat 21-23 Tuhan Yesus berkata :
21 Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan,Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKU yang di sorga.
22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan,Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?
23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripadaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Mari kita belajar dari pengalaman Saul, mengapa Saul bisa gagal mencapai garis akhir hidupnya dengan bijaksana, bahkan dalam 1 Sam.15 dikatakan bahwa Saul ditolak Tuhan dan Tuhan menyesal telah menjadikan Saul sebagai raja atas Israel.
Dari pemahaman firman Tuhan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa ternyata yang paling penting dan terutama di hadapan Tuhan adalah Ketaatan dan Hati yang murni di hadapan Tuhan. Di sini kita juga belajar bahwa memang pilihan dan keputusan Tuhan itu ya dan amin dan tidak pernah salah. Ada banyak orang yang sudah dipakai Tuhan secara luar biasa tetapi karena hati dan karakternya dan kurangnya penguasaan diri, akhirnya seperti Saul jatuh dalam dosa.
Dan yang lebih mengerikan lagi, akibat dosa kesalahan Saul ini ditimpakan kepada seisi keluarganya ( istri dan ketiga anak Saul juga mati akibat murka Tuhan karena kesalahan Saul. 1 Taw.10:1-14 Saul sendiri mati mengenaskan, bunuh diri di atas pedangnya sendiri ). Tetapi sebaliknya, kasih Tuhan dan kesabaranNya tidak bersyarat dan tidak terbatas. Ketika Daud yang dipilih Tuhan menggantikan Saul dan yang juga dipakai Tuhan luar biasa lalu jatuh dalam dosa perzinahan dan pembunuhan, tetapi sikap hati Daud yang takut akan Tuhan dan mengasihi Tuhan sungguh-sungguh, dan mau berbalik dari jalannya yang jahat membuat Daud tetap layak dan berkenan kepada Tuhan.
Ada 3 hal utama yang merupakan kesalahan atau kelemahan Saul dan menyebabkan akhir hidupnya menjadi tidak berkenan kepada Tuhan.
Pertama, dalam 1 Sam.13:8-14 Saul jatuh karena ketidaktaatannya saat orang Filistin datang. Di mana Saul memberanikan diri mempersembahkan korban bakaran. Padahal yang berhak mempersembahkan korban bakaran adalah Samuel sebagai nabiNya Tuhan. Dalam 1 Sam.13:13 dikatakan bahwa Saul tidak mengikuti perintah Tuhan.
Kedua, dalam 1 Sam.15:1-35 Saul membijaksanai firman Tuhan. Ketika firman Tuhan memerintahkan Saul untuk menumpas segala yang ada pada orang Amalek tanpa ada belas kasihan. Tetapi dalam pelaksanaannya, setelah Saul mengalahkan orang Amalek dan segenap rakyat Amalek ditumpasnya, Agag raja orang Amalek malah ditangkap hidup-hidup. Dan kambing,domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, tidak ditumpasnya. Mereka hanya menumpas segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk. Lalu ketika Samuel menegur Saul (ayat 13-15), Saul malah merasa tidak  bersalah dan berdalih bahkan melakukan yang jahat. Saul berusaha mencari pembenaran dirinya sendir.
Ketiga, dalam 1 Sam.28:5-18 dan 1 Taw.10:13-14 Saul mati karenaketidaksetiaannya kepada Tuhan, oleh karena ia tidak berpegang pada firman Tuhan, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah dan tidak meminta petunjuk Tuhan.
Belajar dari pengalaman Saul di atas, maka kita diingatkan betapa Tuhan menghendaki ketaatan, kesetiaan dan sikap hati yang takut akan Tuhan.
Dalam 1 Sam.15:22-23 melalui nabi Samuel Tuhan berfirman :
22 …” Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik daripada lemak domba-domba jantan.
Bagi Tuhan mendengarkan firman Tuhan adalah lebih baik daripada mempersembahkan korban sembelihan. Bahkan dalam Pkh.4:17 dikatakan bahwa ketidaktaatan dan sikap hati yang tidak mau mendengarkan firman Tuhan adalah perbuatan yang bodoh dan jahat di mata Tuhan.
Dan ketiga hal ini ( ketaatan, kesetiaan dan sikap hati yang takut akan Tuhan ) baru bisa dilakukan kalau kita memiliki hati yang murni di hadapan Tuhan. Hati yang murni adalah sikap hati yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dengan segenap hati. Dan orang yang mengasihi Tuhan adalah orang yang taat melakukan segala perintah Tuhan (Yoh.14:15). Jadi ketaatan yang Tuhan kehendaki adalah ketaatan yang didasari pada kesadaran hati nurani karena sungguh mengasihi Tuhan, bukan taat karena takut pada manusia atau peraturan yang dibuat manusia.
Ketaatan yang sesungguhnya terjadi karena takut akan Tuhan. Tuhan mau supaya kita taat sampai mati, bukan seperti Saul yang justru mati karena ketidaktaatannya.
Sedangkan kesetiaan dalam konteks firman ini meliputi 5 hal penting dalam kehidupan kita :
  1. Setia dalam melakukan kehendak Bapa di sorga dan menyelesaikan pekerjaanNya.
  2. Setia dalam mempertahankan hidupnya di dalam Kristus
  3. Setia melayani
  4. Setia dalam menanggung penderitaan bersama Kristus
  5. Setia dalam perkara kecil.
Karena itu sebagai orang yang dipilih Tuhan di zaman akhir ini seyogyanya kita meresponi kasih dan kebaikan Tuhan dengan cara memberikan diri kita sepenuhnya untuk dipulihkan Roh Kudus dan berusaha agar hidup kita senantiasa taat, setia dan takut akan Tuhan, supaya kita benar-benar layak di hadapan Tuhan dan berkenan di hadapan Tuhan bahkan sempurna (Rm.12:1-2) (Sumber : Media Pemulihan )
0 Responses