Lima Dimensi Panggilan Tuhan 3.
Renungan Kristen Sehari-hari

Lima Dimensi Panggilan Tuhan

Oleh: Open Heaven Ministry

3. Tuhan memanggil kita untuk dapat berkomunikasi dengan diriNYA secara langsung dan terus menerus. Ketika kita menyadari panggilan yang satu ini, kita tidak perlu lagi bergumul hanya untuk mendengar suaraNYA. Karena kitab Amsal berkata, “Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh Tuhan” (Amsal 20:12). Itu berarti, jika sampai hari ini Anda masih terus mengalami pergumulan dalam mendengar suara Tuhan, ada sesuatu yang salah dalam persepsi Anda, karena pada dasarnya Tuhan memang ingin berkomunikasi dan membangun hubungan dengan kita.

Seringkali, konsep pikir kitalah yang membuat kita tidak bisa mendengar suara Tuhan. Kadangkala kita berpikir, “Aku belum cukup berdoa, jadi aku tidak bisa dengar suara Tuhan.” Atau “Aku masih jatuh bangun dalam dosa, jadi Tuhan tidak mungkin berbicara dengan aku.” Padahal, jika kita mengingat dulu pada waktu kita menerima keselamatan, bahkan saat kita masih hidup dalam dosapun kita bisa mendengar Tuhan memanggil kita kepada keselamatan; itu sebabnya kita bisa meresponinya. Karena itu, konsep pikir kita yang terlebih dahulu harus dirombak.

Selain konsep pikir, gaya hidup yang kita miliki juga bisa membuat kita tidak bisa mendengar suara Tuhan, kita sengaja punya gaya hidup yang menjauh dari Tuhan; ketika Tuhan memanggil kita untuk mendekat, kita justru menyibukkan diri dengan berbagai kesibukan. Tapi ketika kita mengambil sikap untuk terus membenahi hidup kita selaras dengan kebenaran, kita pasti akan bisa dengan mudah kembali mendengar suaraNYA, sehingga Tuhan bisa dengan mudah memberikan arahan-arahan dan tuntunanNYA.

Dan satu hal yang saya amati, semakin kita mendengar suaraNYA, semakin lembut pula hati kita; semakin kita mendengar suaraNYA, semakin mudah untuk kita taat. Dan makin sering kita mendengar suara Tuhan, makin kita akan mengenali ketika suara yang sama diperdengarkan lewat orang-orang lain di sekitar kita.

Itu sebabnya, orang yang keras kepala pasti adalah orang yang tidak pernah mendengar suara Tuhan, ia hanya mendengar suara dari pikirannya sendiri, sementara seringkali pikirannya itu keliru, sehingga ia disesatkan oleh pikirannya sendiri. Karena orang yang keras kepala adalah orang yang memiliki pikiran yang tertutup/sempit, sehingga ia tidak bisa menerima input dari luar. Namun ketika Tuhan berbicara dan kita mendengar suaraNYA, apa yang Tuhan sampaikan tersebut secara otomatis akan membuat pikiran kita terbuka.

Manfaat yang akan kita peroleh jika kita sering mendengar suara Tuhan:

a. Semakin sering kita mendengar suara Tuhan, semakin kita akan memiliki roh yang lembut di hadapan Tuhan.

b. Semakin sering kita mendengar suara Tuhan, semakin kita akan dikenali dan dimiliki oleh Tuhan sendiri.

c. Semakin sering kita mendengar suara Tuhan, semakin kita akan mengenal Dia dengan benar.

d. Semakin sering kita mendengar suara Tuhan, kehadiranNYA dalam hidup kita akan semakin bertambah nyata. Dengan demikian, kita tidak akan mudah digoncangkan oleh apa yang terjadi di sekeliling kita.

e. Semakin sering kita mendengar suara Tuhan, kita akan semakin mudah mengenali kebenaran yang ada dalam kehidupan orang-orang lain.

Seringkali, ada seseorang yang memanggil kita, namun kita tidak bisa mendengarnya. Apa penyebabnya? Karena fokus kita sedang tertuju kepada hal yang lain, kita tidak mengharapkan orang tersebut tiba-tiba memanggil kita. Demikian pula, seringkali ketika Tuhan memanggil kita, karena fokus perhatian kita sedang tertuju kepada hal yang lain, meskipun kita rindu berbicara dengan Dia, kita tidak bisa mendengar ketika Dia sungguh-sungguh berbicara.

Yang dimaksud dengan fokus perhatian kita teralih adalah hati kita tidak lagi memprioritaskan Dia. Selama kita terus memprioritaskan Tuhan dan rencanaNYA dalam hidup kita, kapanpun dan dengan cara apapun Tuhan berbicara, kita akan segera bisa mendengarnya.

Maleakhi 3:1 berkata, “Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNYA! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang...” Saya percaya, dalam waktu dekat ini, Anda akan sungguh-sungguh alami bagaimana Tuhan menyatakan diriNYA kepada Anda sebagai Allah pembuat ikatan janji.

Namun untuk itu kita perlu terus menjaga hati yang haus dan lapar akan Tuhan, dan hati yang memprioritaskan Tuhan dan rencanaNYA, karena hanya itulah yang akan menolong kita untuk bertemu dengan Allah pembuat ikatan janji itu. Sekali ikatan janji terjadi, tidak ada lagi yang tidak mungkin bagi kita. Selama kita terus mengerjakan bagian kita dengan setia, Tuhanpun akan mengerjakan bagianNYA.









(Sumber : Open Heaven Ministry)
0 Responses